Recent Post

Kamis, 13 Oktober 2016

AGAMA KONG HU CU

AGAMA KONG HU CU

Nama Kitab Suci          : Si Shu Wu Ching
Nama Pembawa           : Kong Hu Cu
Permulaan                    : Sekitar 2500 tahun yang lalu
Tempat Ibadah             : Li Tang / Klenteng
Hari Besar Keagamaan : Tahun Baru Imlek, Cap Go Meh


           Indonesia terdiri dari berbagai macam etnik, dan salah satunya adalah Tionghoa, etnik terbesar yang berasal dari luar. Nenek moyang mereka dahulu dating ke nusantara dengan motivasi utama ekspansi perdagangan dan mencari kebutuhan ekonomi secara umum.
Menurut sepanjang sejarah orang-orang Cina sudah hidup bermasyarakat dengan budaya yang tinggi sejak tahun 2700 SM. Beberapa sumber kuno mengemukakan bahwa mereka telah mempunyai ‘Sje-tsing’ yaitu buku tentang pujian-pujian dan ‘Shu Ching’ yaitu buku tentang sejarah, yang member kesan bahwa mereka sudah percaya pada satu Tuhan (monotheisme) yang disebutnya ‘Shang ti atau Penguasa Tertinggi yang berada di Tien (surga).[1] Kemudian orang-orang Cina itu di tanah airnya dipengaruhi ajaran Budha, Tao dan Kong Hu Cu, yang kemudian dibawa pula mereka yang pergi merantau.
          

Asal-usul agama Kong Hu Cu
      Agama Kong Hu Cu dipadankan dengan sejumlah sebutan: Kong Jiao/Kung Chiao, Ru Jiao/Chiao, dan Ji Kau. Semua sebutan tersebut merujuk pada sejarah bahwa Kong Hu Cu merupakan suatu “agama” klasik Cina yang dibangkitkan kembali oleh Kong hu cu, yang dalam bahasa asalnya berarti agama kaum yang taat, yang lembut hati, yang memperoleh bimbingan, atau kaum terpelajar. Oleh sejumlah orientalis Kong Hu Cu di sebut juga  Confucianism, karena kongcu adalah tokoh sentral yang membawa ajaran tersebut.
     Kong Hu Cu atau Konfusis adalah seorang ahli filsafat Cina yang terkenal sebagai orang pertama penegembang sistem memadukan alam pikiran dan kepercayaan orang Cina yang mendasar. Ajarannya menyangkut kesusilaan perorangan dan gagasan bagi pemerintahan agar melaksanakan pemerintahan dan melayani rakyat dengan teladan perilaku yang baik.

Pendiri dan Pembawa ajaran Kong Hu Cu
            Uraian tantang pribadi Kong Hu Cu dan cara hidupnya digambarkan dalam laporan-laporan dari para muridnya yang terhimpun di dalam ‘Lun Yu’ yaitu suatu analisis kehidupan Kong Hu Cu. Guru dari Shantung ini berasal dari keluarga sederhana, yang jujur dan setia berbakti kepada ‘Thian’. Diceritakan bahwa kelahirannya pada tahun 551 SM dikota kecil Lu di wilayah propinsi Shantungsekarang. Yang diiringi oleh peristiwa-peristiwa ajaib dan pada tubuhnya terdapat tanda-tanda luar biasa. Dia lahir sebagai anak bungsu yang mempunyai 11 saudara.[5]
     Sejak mudanya ia menderita, karena ditinggal mati ayahnya pada usia 3 tahun, dan hanya dibesarkan oleh ibunya dan kakeknya. Ia termasuk pemuda yang cerdas yang senang belajar ilmu pengetahuan dan music. Menjelang dewasa, pada usia 35tahun ia bekerja sebagai pegawai di pemerintahan umum di tempat asalnya untuk beberapa tahun saja yakni sejak Raja Muda Ciau, pada usia 51-55 tahun Kong Hu Cu aktif dalam pemerintahan dan terakhir menjabat sebagai Menteri Kehakiman merangkap Perdana Menteri. Dalam waktu yang relatif singkat, ia berhasil mengangkat martabat negeri Lo sehingga dihormati oleh negeri-negeri lain. Ia berhasil dan berpengalaman dalam memperbaiki pemerintahan Lo yang kacau, penuh peperangan, korupsi, dan kesengsaraan rakyat, melalui perbaikan system pemerintahan, filsafat dan etika, dengan tetap berakar pada tradisi kepercayaannya. Kemudian berhenti pada tahun 528 SM dan selama 16 tahun menjadi guru. Karena ibunya wafat, ia lalu pergi mengasingkan diri untuk bersemadi selama tiga tahun. Setelah selesai meditasinya ia menyampaikan ajaran-ajarannya sehingga berangsur-angsur ia mempunyai pengikut. Memasuki umur 50 tahun namanya memuncak naik dan mendapat kedudukan tinggi dalam pemeritahan.
Pengalaman dalam birokrasi pemerintahan dan politik itu tidak begitu lama, karena Raja Muda Ting jatuh karena mengabaikan system pemerintahan yang telah lama dibina oleh Kong Hu Cu. Dalam usia 56 tahun ia meninggalkan negeri Lo dan mengembara ke dalam dunia spiritual serta memposisikan diri sebagai Bok Tok ( genta Rohani).
     Dalam masa 13 tahun Kong Hu Cu mengembara dan menyampaikan ajarannya ke berbagai Negeri bersama murid-muridnya yang setia menjadi guru keiling, sambil menyempurnakan ajaran agama Ji Kau yang saat itu mulai pudar karena kekalutan zaman. Kemudian ia wafat dalam usia 72 tahun, tepatnya  pada tanggal 18 bulan Imlek, 479 SM dan dimakamkan di kota Chii Fu, Shantung. Misi Genta Rohani dilanjutkan oleh murid-muridnya dan para penganutnya dengan cara masing-masing. Di antara para muridnya yang terkenal adalah ‘Meng Tsu’ (372-288 SM) dan ‘Syuun Tze’ (300-235 SM). Dikarenakan cara penekanan dan penafsiran yang berbeda terhadap ajaran-ajaran gurunya, maka ajaran Kong Hu Cu yang kemudian disebarluaskan itu menjadi berbeda-beda. Sehingga muncul tidak kurang dari delapan lairan paham tentang ajaran Kong Hu Cu. Di samping itu ajaran Kong Hu Cu ini banyak pula mendapat saingan dari ajaran atau paham keagamaan lainnya. Betapapun juga kebanyakan orang Cina juga tidak menganut agama lain ia tetap menghormati ajaran Kong Hu Cu dengan muridnya Meng Tsu ke seluruh Tiongkok dengan beberapa perubahan. Kong Hu Chu disembah sebagai seorang dewa dan falsafahnya menjadi agama baru, meskipun dia sebenarnya adalah manusia biasa. Pengagungan yang luar biasa akan Kong Hu Chu telah mengubah falsafahnya menjadi sebuah agama dengan diadakannya perayaan-perayaan tertentu untuk mengenang Kong Hu Chu.

 Sistem Ketuhanan
     Ru Jiao atau agama Kong Hu Cu adalah agama monotheis, percaya hanya pada satu Tuhan, yang biasa disebut sebagai Thian, Tuhan Yang Maha Esa atau Shangdi (Tuhan Yang Maha Kuasa). Tuhan dalam konsep Kong Hu Cu tidak dapat diperkirakan dan ditetapkan, namun tiada satu wujud pun yang tanpa Dia. Dilihat tiada nampak, didengar tidak terdengar, namun dapat dirasakan oleh orang beriman.
     Di dalam kitab Ngo King Tuhan biasa diberi kata sifat sebagai berikut:
Ø  Siang Thian, artinya Thian Yang Maha Tinggi
Ø  Hoo Thian, artinya Thian Yang Maha Besar
Ø  Chong Thian, artinya Thian Yang Maha Suci
Ø  Bien Thian, artinya Thian Yang Maha Pengasih
Ø  Hong Thian, artinya Thian Yang Maha Kuasa, Maha Pencipta
Ø  Siang Thian, artinya Thian Yang Maha Menciptakan Alam Semesta
Kong Hu Cu percaya adanya Thian yang selalu harus dihormati dan dipuja karena Dialah yang menjaga alam semesta. Oleh karena itu, manusia harus melakukan upacara-upacara keagamaan sesederhana dan sekhidmat mungkin agar mendapat berkah dari Thian. Dalam kaitan ini, umat manusia harus mencermati dan meneladani tingkah laku orang tua, karena menurut agama Kong Hu Cu, ornag tua adalah wakil Thian.

AGAMA KATOLIK

AGAMA KATOLIK
Nama Kitab Suci         : Alkitab
Nama Pembawa          : Yesus Kristus
Permulaan                    : Sekitar 2000 tahun yang lalu
Tempat Ibadah             : Gereja
Hari Besar Keagamaan : Hari Natal, Hari Jumat Agung, Hari Paskah, Kenaikan Isa Almasih

Pengertian
                   Kata Katolik berasal dari kata sifat bahasa Yunani, καθολικός (katholikos), artinya "universal".[1] Dalam konteks eklesiologi Kristen, kata Katolik memiliki sejarah yang kaya sekaligus beberapa makna. Bagi sebagian pihak, istilah "Gereja Katolik" bermakna Gereja yang berada dalam persekutuan penuh dengan Uskup Roma, terdiri atas Gereja Latin dan 23 Gereja Katolik Timur; makna inilah yang umum dipahami di banyak negara. Bagi umat Protestan, "Gereja Katolik" atau yang sering diterjemahkan menjadi "Gereja Am" bermakna segenap orang yang percaya kepada Yesus Kristus di seluruh dunia dan sepanjang masa, tanpa memandang "denominasi".

               Gereja Ortodoks Timur, Gereja Anglikan, Gereja Lutheran dan beberapa Gereja Metodis percaya bahwa Gereja-Gereja mereka adalah katolik, dalam arti merupakan kesinambungan dari Gereja universal mula-mula yang didirikan oleh para rasul. Baik Gereja Katolik Roma maupun Gereja Ortodoks percaya bahwa Gerejanya masing-masing adalah satu-satunya Gereja yang asli dan universal. Dalam "Kekristenan Katolik" (Termasuk Komuni Anglikan), para uskup dipandang sebagai pejabat tertinggi dalam agama Kristen, sebagai gembala-gembala keesaan dalam persekutuan dengan segenap Gereja dan dalam persekutuan satu sama lain.[2] Katolik dianggap sebagai salah satu dari Empat Ciri Gereja. Ketiga ciri lainnya adalah Satu, Kudus, dan Apostolik,[3] sesuai Kredo Nicea tahun 381: "Aku percaya akan Gereja yang satu, kudus, katolik, dan apostolik."

Katolik di Indonesia
                  Penyebaran agama Katolik sudah dimulai sejak kedatangan Portugis di Indonesia yang dilakukan oleh beberapa misionaris pada abad ke-16 dan abad ke-17 di bagian timur seperti di Maluku dan Flores, NTT. Agama katolik baru memasuki tanah Jawa pada masa pemerintahan Herman Willem Daendels di Batavia awal abad-19 dengan didirikan gereja pertama di sana pada tahun 1807 dan disertai dengan diakuinya oleh Vatikan. Pada tahun 2010, 6.907.873 orang (2.9%) dari total penduduk Indonesia sebanyak 237.641.326 orang, beragama Katolik[13].

Sumber Pokok Ajaran Katolik
Secara garis besar, sumber ajaran agama katolik dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu :
1. Hidup, keyakinan dan usaha dari jemaat-jemaat sepanjang sejarah : tradisi Kitab Suci sebgai Kisah Awal jemaat Krostianai
2. Kesepakatan-kesepakatan antar jemaat mengenai keyakinan iman (rumus-rumus hasil “konsili”-pertemuan dari segenap jemaat- mengenai iman, ibadat dan hidup).
3. Tradisi tidak tertulis : kebiasaan-kebiasaan (ibadat) dan moral.

Pokok Ajaran Agama Katolik
1.Orang beriman (kristiani) berbakti demi hidup manusia : keadilan dan hormat pada manusia.
2.Orang beriman (kristiani) berbakti kepada Allah demi hidup manusia : mengasihi allah dan mengasihi manusia.
3.Orang beriman (kristiani) berbakti kepada Allah bersama dengan Yesus : hidup orang kristiani mengikuti hidup Yesus.
4.Orang beriman (kristiani) –katolik berbakti kepada Allah demi hidup manusia, bersama dengan Yesus- bersekutu dengan orang kristiani lainnya : ibadat bersama orang kristiani.

Sekte-sekte
Agama Kristen katolik terbagi menjadi dua pecahan :
·         Katolik Ortodhoks
katolik ortodok  memperbolehkan pastornya menikah
·         Katolik Roma :di indonesia dengan nama fransiscus xavarius(1506 -1552)
Dengan ciri – ciri tidak memperbolehkan pastornya menikah

Sistem Kepercayaan Agama Katolik
            Ajaran ketuhanan dalam agama kristen, termasuk gereja Roma Katolik, adalah sebagaimana tercantum dalam kredo iman Rasuli, yaitu Tritunggal yang terdiri dari Allah Bapa, Allah Putra dan Roh Kudus. Ketiga-tiganya adalah pribadi Allah dan ketiga-tiga pribadi tersebut adalah Allah. Semuanya Mahakudus, Mahasempurna, Mahatahu, Mahakuasa dan kekal. Oleh karena itu ketiga-tiganya disembah dengan cara yang ssama. Sekalipun terdiri dari  tiga pribadi namun hanya satu Allah, yang masing-masing memiliki satu pengetahuan Ilahi, satu kehendak Ilahi, satu kehidupan Ilahi, sehingga disebut dengan Tritunggal yang Mahakudus. Secara ringkas sistem kepercayaan umat kristen tersebut akan diuraikan sebagai berikut :
1.    Allah Bapak
Allah Bapa adalah Pencipta langit dan bumi serta segala yang terdapat di dalamnya.Allah Bapa dad di dalam surga.Allah aadalah Mahakasih terhadap segala ciptaan-Nya terutama kepada manusia.Oleh karena itu Allah senantiasa menampakkan Diri-Nya kepada manusia, sebagaimana pernah dilakukan kepada Nabi Musa (kel. 3:1-16).Allah selalu bersabda kepada manusia sebagaimana digambarkan dalam Perjanjian Lama, yaitu bahwa Allah bersabda melalui bangsa-bangsa para Nabi. Tujuan Allah menampakkan Diri dan bersabda melalui para nabi itu adalah untuk menunjukkan kepada manusia siapa Dia dan apa yang dilakukan-Nya. Namun penampakan Allah dengan cara-cara seperti itu masih memungkinkan manusia jatuh kedalam kesalahan dalam memandang Diri-Nya.Puncak penampakan Allah kepada manusia itu ialah kedatangaan-Nya kedunia ini dalam diri Yesus Kristus sebagai tanda kasih-Nya.
2.    Yesus Kristus sebgai Penubus
Dalam kredo disebutkan :” Dan akan Yesus Kristus Putra-Nya yang tunggal, Tuhan kita”. Umat kristiani pada umumnya yakin bahwa Yesus adalah Tuhan. Iua adalah putra Allah yang dijadikan  dalam Perjanjian Lama. Tuhan yang Mahakasih telah berjanji akan mengutus  seorang seorang Penebus ke dunia, yang akan menebus dosa asal manusia serta segala akibatnya. Penebus tersebut tidak lain adalah Yesus Kristus yang di dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru digambarkan lahir di Betlehem dari seorang anak dara perawan, dan mampu memperbuat mukjizat. Ia adalah Imam yang banyak menderita dan akan wafat demi kecintaanya kepada manusia. Menurut Perjanjian Lama, Sang Penebus itu akan diurapi sehingga di gelari denganMessiah al-Massih atau Kristus.

3.    Roh Kudus
Roh Kudus keluar dari Allah Bapa dan Allah Putra.Roh Kudus diutus oleh Yesus Kristus, dari Bapa, kepada manusia, karena Yesus tidak menghendaki manusia itu sendirian. Roh Kudus turun ke dunia, yaitu kepada para rasul dan murid-murid Yesus dan selanjutnya pada gereja di harii pantekosta, hari ke lima puluh sesudah Paskah atau pada hari kesepuluh sesudah sesudah kenaikan Yesus ke surga.dapat dikatan bahwa yang bekerja di dunia sekarang ini adalah Roh Kudus.
Mula pertama Roh Kudus turun kepada para rosul dan murid-muridnya sehingga dalam seketika mereka menjadi memiliki keberanian, menjadi orang-orang yang sabar dan gembira dalam penderitaan hidup karena iman mereka. Roh Kudus menjadi pendorong yang menyebabkan mereka giat bekerja karena keimaanan mereka terhadap apa yang pernah diberikan olehYesus Kristus.
Apabila seseorang dipenuhi oleh Roh Kudus, maka ia akan memiliki apa yang dalam gereja Roma Katolik disebut dengan “Kehidupan Berahmat” , yaitu sebagai oarang yang termasuk suci tanpa dosa-dosa kecil sekalipun. Orang tersebut telah memiliki suatu kehidupan adikodrati karena Roh Kudus  sudah ada dalam dirinya, bahkan Bapa dan Putra pun ada dalam diri orang tersebut. Inilah yang dimaksud oleh Paulus dengan perkataannya : “ tidakkah kamu tahu bahwa kamu itu bait Allah dan roh Kudus tinggal di dalam hatimu” (1 kor. 3:16).
4.    Malaikat
Menurut ajaran Roma Katolik, amlaikat adalah makhluk Allah yang berujud roh, mempunyai akal dan memiliki kehendak bebas. Kitab sucu menceritakan beberapa nama malaikat seperti Gabriel, Mikail, Rafail, Kerubin dan Serafin. Pada mulanya Allah menciptakan malaikat dengan maksud agar mereka berbakti kepada Allah dan hidup kekal selama-lamanya bersama Allah. Untuk itu mereka diberi suatu kebahagiaan kehidupan ilahi, dan sebagai halnya Adam dan Hawa ditempatkan dalam taman firdaus. Tetapi dalam masa percobaan yang diberikan oleh Tuhan kepada mereka, ada sebagian malaikat yang berbuat durhaka sehingga dimasukkan kedalam neraka.Malaikat yang durhaka tersebut disebut roh jahat, yang pemimpinnya adalah iblis.Roh jahat membenci manusia dan Tuhan serta selalu berusaha menggoda manusia sehingga merugikan tubuh dan jiwa manusia.Oleh karena itu kedudukan malaikat dalam ajaran gereja Roma Katolik tidak menentukan dan tidak memegang peranan penting dalam penyelamatan manusia sekalipun selaalu mendorong manusia berbuat baik dan mengusir syetan dari manusia.
5.    Maria, Bunda Tuhan
Kedudukan Maria dalam keyakinan gereja Roma Katolik, adalah jauh diatas para malaikat dan manusia, karena sebagaimana ditetapkan oleh gereja Roma Katolik pada 8 Desember 1854, ia luput dari dosa perorangan. Dalam kehidupannya pun ia tetap suci dan tetap perawan. Sangto Perawan Maria diperingati setiap tanggal 8 Desember sebagai bunda Tuhan yang tidak bernoda, setiap 25 Maret karenaa ia menerima kabar gembira mengaandungkan Yesus Sang Penebus, dan pada setiap 25 Desember bersamaan dengan peringatan hari natal.
Ajaran bahwa Maria dikandung tanpa dosa dan tetap perawan ketika mengandung memberi pengertian bahwa keinginan untuk berhubungan kelamin merupakan inti dosa. Maria tidak pernah mempunyai keinginan demikian, sehingga sesudah Yesus lahir ia tidak pernah mempunyai anak lagi. Begitu pula setelah Maria wafat, ia diangkat ke surga. Maria dianggap sebagai penghubung antara pekerjaan  Allah dengn usaha manusia. Jadi ada hubungan antara Maria, gereja dan jiwa manusia. Ini semua bermakna bahwa Maria menjadi juru selamat karena ia melaahirkan Yesus. Menurut ajaran Roma Katolik, Santo Yesus hanya sebagai Bapa angkat Yesus, karena Santo Pearwan Maria mengandung dari Roh Kudus.

6.    Alam Semesta
Gereja Roma Katolik juga mengajarkan bahwa alam semesta ini adalah ciptaan Allah.Allah menciptakan dunia dengan tujuan memberikan segala kebaikan-Nya yang tak terhingga.Jadi, jagad raya ini mencerminkan kemuliaan-Nya, dan karenanya segala ciptaan-Nya menerima kebaikan-Nya.Dengan kebaikan Allah itu pula segala ciptaan-Nya mengenal-Nya, mencintai-Nya, memuliakan-Nya dan mengabdi kepada-Nya untuk memperoleh kebahagiaan selama-lamanya.  Karena Tuhan menciptakan dunia seperti  itu, mka Dia juga memeliharanya, mengurusnya dan membimbingnya menuju tujuan akhir. Semua makhluk adalah milik-Nya dan berada dibawah perlindungan-Nya.
Dengan perantara alam, manusia dapat mengenal dan mengetahui adanya Tuhan. Pada sisi lain, hati nurani manusia juga memperoleh bisikan yang memberinya petunjuk mana yang baik dan mana yang buruk. Tetapi melalui alam ini, atau dengan kemampuan nurani tersebut, manusia hanya dapat mengetahui adanya Tuhan.Suatu hal yang manusia tidak dapat mengetahuinya adalah rencan Tuhan tentang keselamatan manusia.Yang disebut terakhir ini hanya dapat diketahui oleh manusia melalui firman atau wahyu Tuhan, yakni Yesus Kristus.
7.    Manusia
Manusia adalah makhluk Tuhan yang pada mulanya diciptakan sesuai dengan gambar Allah. Manusia pertama, Adam, ditempatkan dalam sebuah taman yang subur dan indah dengan ketentuan agar memelihara dan mengelolanya, disertai peringatan :” Dari sekalian pohon di taman ini boleh kkau makan, tapi  dari pohon pengetahuan baik dan jahat ini tak boleh kau makan buahnya ; apabila kau makan daripadanya kau mesti mati “. (Gen. 126:2, 25).
8.    Dosa Asal
Pelanggaran yang dilakukan oleh Adam berakibat lebih lanjut kepada keturunannya, yaitu beban yang disebut dosa asal.Karena dosa Adam maka manusia tidak lagi memperoleh kehidupan yang berahmat. Manusia akan terkena mati, suatu hal yang seharusnya tidak akan terjadi jika Adam tidak melanggar larangan. Manusia telah menentang Tuhan, dan ingin menyamai Tuhan. Akibat yang lain adalah manusia memiliki kecenderungan berbuat jahat sebgai keinginan manusia kepada kesenangan duniawi yang tidak berimbang, seperti ingin harta benda, kenikmatan, kedudukan dan sebagainya. Keinginan-keinginan jahat manusia itu adalah sombong, kikir, berbuat cabul, iri hati, rakus, marah, dan malas.Tujuh macam keinginan jahat ini merupakan sumber bagi dosa-dosa lainnya sehingga disebut dengan dosa pokok.Itu semua adalah akibat Adam mempergunakan akal dan kehendaknya secara bebas.Dosa manusia terhadap tuhan, yakni keinginan menyamai dan menentang Tuhan, merupakan pencemaran terhadap kemuliaan dan kehormatan Tuhan sebagai pencipta.Dosa yang demikian hebat itu tidak ada yang dapat mengampuninya, tidak ada yang dapat menebusnya apalagi oleh manusia yang penuh dosa.Mengembalikan kesucian Tuhan hanya dapat dilakukan oleh dan dengan Tuhan sendiri.

AGAMA BUDDHA


AGAMA BUDDHA


Nama Kitab Suci          : Tri Pitaka
Nama Pembawa           : Siddharta Gautama
Permulaan                    : Sekitar 2500 tahun yang lalu
Tempat Ibadah             : Vihara
Hari Besar Keagamaan : Hari Waisak, Hari Asadha, Hari Kathina


PENGERTIAN AGAMA BUDDHA

             
Agama Buddha adalah sebuah agama dan filsafat yang berasal dari anak benua India dan meliputi beragam tradisi kepercayaan, dan praktik yang sebagian besar berdasarkan pada ajaran yang dikaitkan dengan Siddhartha Gautama, yang secara umum dikenal sebagai Sang Buddha (berarti “yang telah sadar” dalam bahasa Sanskerta dan Pali). Sang Buddha hidup dan mengajar di bagian timur anak benua India dalam beberapa waktu antara abad ke-6 sampai ke-4 SEU (Sebelum Era Umum). Beliau dikenal oleh para umat Buddha sebagai seorang guru yang telah sadar atau tercerahkan yang membagikan wawasan-Nya untuk membantu makhluk hidup mengakhiri ketidaktahuan/kebodohan (avidyā), kehausan/napsu rendah (taṇhā), dan penderitaan (dukkha), dengan menyadari sebab musabab saling bergantungan dan sunyatam dan mencapai Nirvana (Pali: Nibbana).


Asal Usul Agama Budha Asal usul agama Budha.
           diketahui berdasarkan penelitian ilmiah yang dilakukan para ilmuwan dengan memanfaatkan berbagai objek pengamatan seperti peninggalan sejarah, cerita-cerita kuno, dan apa yang tertulis dalam berbagai kitab masa lampau. Dari penelitian tersebut diketahui bahwa agama Budha terlahir di abad ke-6 SM di Nepal. Orang yang menjadi pencetusnya adalah seorang ksatria bernama Siddharta Gautama. Agama ini muncul dari perpaduan berbagai kebudayaan seperti kebudayaan helinistik (Yunani), kebudayaan Asia Tengah, Asia Timur, dan Asia Tenggara. Agama ini juga muncul karena adanya reaksi terhadap hadirnya agama Hindu yang muncul lebih awal. Dari Nepal, agama Budha menyebar dengan cepat mengalahkan penyebaran agama Hindu ke berbagai daerah di India, hingga ke seluruh benua Asia. Hingga kini, agama Budha sudah menjadi agama mayoritas di beberapa negara seperti Thailand, Kamboja, Singapura, Myanmar, dan Taiwan. Perkembangan Agama Budha Agama Budha mencapai masa kejayaan di zaman pemerintahan Raja Ashoka (273-232 SM) yang menetapkan agama Budha sebagai agama resmi negara. Pada zama raja Ashoka banyak dibangun bangunan-bangunan yang sangat berharga bagi Agama Budha seperti stupa dan tugu-tugu yang terkenal dengan sebutan Tiang-Tiang Ashoka. Dalam perjalanannya yakni setelah 100 tahun meninggalnya Sang Budha, agama Budha terpecah menjadi 2 aliran. Perpecahan tersebut terjadi karena adanya penafsiran yang berbeda dari masing-masing kubu. Ke dua aliran tersebut adalah aliran Budha Hinayana dan aliran Budha Mahayana. Aliran budha Hinayana mempunyai sifat-sifat tertutup, dalam artian aliran yang berpendapat bahwa setiap orang hanya dapat mengejar pembebasan dari samsara untuk dirinya sendiri. Sedangkan aliran budha Mahayana mempunyai sifat-sifat terbuka, dalam arti setiap umat manusia berhak menjadi seorang Budha sehingga pengaruhnya dapat membebaskan dirinya dan orang lain dari samsara (kesengsaraan). Sekilas Tentang Agama Budha Ke semua aliran agama Budha, baik Hinayana maupun Mahayana berpegang pada kitab Tripitaka sebagai kitab suci. Dalam kitab ini tercatat ajaran dan sabda dari sang Budha yang kemudian dijadikan pedoman hidup bagi penganut agama Budha.
 Kitab Tripitaka sendiri terbagi menjad 3 buku yaitu Sutta-Pitaka yang berisi khotbah dari sang Budha, Vinaya-Pitaka yang berisi peraturan dan tata tertib bagi para biksu, dan Abhidhamma-Pitaka yang berisi ajaran hukum metafisik dan psikologik. Agama Budha mengenal 4 hari raya keagamaan dalam satu tahun. Keempatnya antara lain Hari Raya Waisak, Kathina, Asadha, Magha Puja. Kendati memiliki 4 hari besar keagamaan, di Indonesia mungkin kita hanya akrab dengan hari raya Waisyak saja. Hari raya Waisyak sebagai satu-satunya hari besar keagamaan agama Budha yang menjadi hari libur nasional ini adalah hari yang digunakan sebagai peringatan 3 peristiwa penting dalam kepercayaan umat Budha. Ketiga peristiwa penting tersebut antara lain peringatan kelahiran Sang Budha, hari penerangan sempurna bagi Sang Budha, dan hari wafatnya Sang Budha. Demikianlah pembahasan mengenai asal-usul agama Budha beserta sekilas mengenai ajaran agama Budha. Semoga bermanfaat bagi Anda dan dapat menambah wawasan Anda mengenai keanekaragaman agama di negeri Indonesia tercinta ini.


Agama Kristen Protestan


Agama Kristen Protestan

Nama Kitab Suci             : Alkitab
Nama Pembawa             : Yesus Kristus
Permulaan                      : Sekitar 2000 tahun yang lalu
Tempat Ibadah               : Gereja
Hari Besar Keagamaan  : Hari Natal, Hari Jumat Agung, Hari Paskah, Kenaikan Isa Almasih

Pengertian agama Kristen Protestan
              
                    Agama Kristen mengandung arti “orang yang diurapi” yaitu orang yang digosok dengan minyak suci sebagai suatu upacara konsekrasi (pensucian). Jadi kata Kristen mengandung arti orang-orang yang telah dibaptiskan dengan perminyakan suci itu. Dengan pembaptisan tersebut orang telah diakui syah sebagai pengikut kristus (orang yang diurapi).  Dalam kalangan umat Kristen terdapat juga berbagai aliran dan golongan,yaitu bukan sedikit pula jumlahnya.Aliran-aliran itu timbul karena perbedaan faham tentang ketuhanan Tritunggal,tentang injil,dan tentang hak kekuasaan gereja dan pedeta yaitu salah satunya adalah agama Kristen Protestan.
                 Protestan adalah sebuah mashab dalam agama kisten. Mashab atau denominasi ini muncul setelah protes Martin Luther pada tahun 1517 dengan 95 dalilnya. Kata Protetan berarti Pro-testanum yang berarti kembali ke Injil (testanum). Kristen Protestan memiliki 2 ciri khas yang paling menonjol, yaitu pembenaran karena iman, dan Asas Protestan. Dalam konsepsi Protestan,iman bukan sekedar masalah kepercayaan, yaitu diterimanya suatu pengetahuan sebagai hal yang pasti,tanpa perlu ada bukti.Iman adalah suatu tanggapan seluruh diri manusia,yang dalam kata-kata Emil Brunner disebut sebagai: ”suatu keseluruhan tindakan dari seluruh pribadi.”Dengan demikian,iman menyangkut suatu gerak naikdari pikiran:khususnya suatu keyakinan akan kekutan kreatif tuhan yang tidak terbatas dan berada dimana-mana.

Sejarah perkembangan Kristen Protestan 
                Jumlah penganut agama Kristen protestan 12 juta orang,kira-kira 6% dari jumlah seluruh penduduk Indonesia.Agama Kristen Protestan di bawah naungan bendera Belanda dalam abad 18 dan 19,orang-orang Belanda muncul pada akhir abad ke-16 keseluruh wilayah Indonesia.Pada tahun 1602 bergabunglah kelompok-kelompok dagang di Belanda menjadi sebuah persekutuan perdagangan dengan nama VOC.
              Berdasarkan perjanjian dengan negara Belanda mereka boleh membentuk pasukan sendiri,mengumumkan perang,membuat perjanjian dan mencetak mata uang sendiri.Dan bersarkan perjanjian ini juga VOC harus melakukan segala sesuatu untuk menyebarkan agama Protestan.Dibawah pemerintahan VOC kegiatan agama Katolik dilarang.Tetapi keadaan ini berubah setelah kekusaan VOC berakhir pada abad ke-18.

AGAMA HINDU

AGAMA HINDU
Nama Kitab Suci           : Weda
Nama Pembawa            : –
Permulaan                     : Sekitar 3000 tahun yang lalu
Tempat Ibadah             : Pura
Hari Besar Keagamaan : Hari Nyepi, Hari Saraswati, Hari Pagerwesi


Asal-usul Agama Hindu dan Pembawanya 
Etimologi
           
Dalam teks berbahasa Arab, al-Hind adalah istilah yang digunakan untuk menyebut suku bangsa di suatu daerah yang kini disebut India, sedangkan 'Hindu' atau 'Hindoo' digunakan sejak akhir abad ke-18 dan seterusnya oleh orang Inggris untuk menyebut penduduk 'Hindustan', yaitu bangsa di sebelah barat daya India. Akhirnya, 'Hindu' menjadi istilah padanan bagi 'orang India' yang bukan Muslim, Sikh, Jaina, atau Kristen, sehingga mencakup berbagai penganut dan pelaksana kepercayaan tradisional yang berbeda-beda. Akhiran '-isme' ditambahkan pada kata Hindu sekitar tahun 1830-an untuk merujuk pada kebudayaan dan agama kasta brahmana yang berlainan dengan agama lainnya, dan kemudian istilah tersebut diterima oleh orang India sendiri dalam hal membangun jati diri bangsa untuk menentang kolonialisme, meski istilah 'Hindu' pernah dicantumkan dalam babad berbahasa Sanskerta dan Bengali sebagai antonim bagi 'Yawana' atau Muslim, sekitar awal abad ke-16.

— Gavin Flood, An Introduction to Hinduism.[16]
Kata Hindu (melalui bahasa Persia) berasal dari kata Sindhu dalam bahasa Sanskerta, yaitu nama sebuah sungai di sebelah barat daya subbenua India, yang dalam bahasa Inggris disebut Indus.[16][c] Menurut Gavin Flood, pada mulanya istilah 'hindu' muncul sebagai istilah geografis bangsa Persia untuk menyebut suku bangsa yang tinggal di seberang sungai Sindu.[16] Maka dari itu, awalnya istilah 'Hindu' merupakan istilah geografis dan tidak mengacu pada suatu agama.

Kata Hindu diserap oleh bahasa-bahasa Europa dari istilah Arab al-Hind, dan mengacu kepada negeri bagi bangsa yang mendiami daerah sekitar sungai Sindu.[19] Istilah Arab tersebut berasal istilah Persia Hindū, yang mengacu kepada seluruh suku di India. Pada abad ke-13, Hindustan muncul sebagai nama alternatif India yang acap disebutkan, yang memiliki arti "Negeri para Hindu".[20]

Istilah agama Hindu kemudian sering digunakan dalam beberapa teks berbahasa Sanskerta seperti Rajatarangini dari Kashmir (Hinduka, kr. 1450) dan beberapa teks mazhab Gaudiya Waisnawa dari abad ke-16 hingga ke-18 yang berbahasa Bengali, seperti Caitanyacaritamerta dan Caitanyabhagawata. Istilah itu digunakan untuk membedakan Hindu dengan Yawana atau Mleccha.[21] Sejak abad ke-18 dan seterusnya, istilah Hindu digunakan oleh para kolonis dan pedagang dari Eropa untuk menyebut para penganut agama tradisional India secara umum. Istilah Hinduism diserap ke dalam bahasa Inggris pada abad ke-19 untuk menyebut tradisi keagamaan, filasat, dan kebudayaan asli India.

Definisi
        Studi tentang India beserta kebudayaan dan agamanya—demikian pula definisi "Hinduisme"—telah dibentuk oleh minat kolonialisme, serta gagasan orang Barat tentang agama tersebut.[22][23] Sejak 1990-an, pengaruh-pengaruh beserta dampaknya telah menjadi topik perdebatan di kalangan ahli Hindu,[22] dan turut dicampuri oleh kritik-kritik terhadap India menurut pandangan Barat.[24] Karena istilah tersebut melingkupi berbagai tradisi dan gagasan yang luas, maka sulit untuk memperoleh definisi yang komprehensif.[16] Tanpa keseragaman, Hinduisme didefinisikan sebagai agama, tradisi keagamaan, dan seperangkat kepercayaan religius.

           Agama Hindu (Bahasa Sanskerta: Sanātana Dharma सनातन धर्म "Kebenaran Abadi", dan Vaidika-Dharma ("Pengetahuan Kebenaran") adalah sebuah agama yang berasal dari anak benua India. Agama ini merupakan lanjutan dari agama Weda (Brahmanisme) yang merupakan kepercayaan bangsa Indo-Iran (Arya). 

         Agama ini diperkirakan muncul antara tahun 3102 SM sampai 1300 SM dan merupakan agama tertua di dunia yang masih bertahan hingga kini. Agama ini merupakan agama ketiga terbesar di dunia setelah agama Kristen dan Islam dengan jumlah umat sebanyak hampir 1 miliar jiwa. Dalam bahasa Persia, kata Hindu berakar dari kata Sindhu (Bahasa Sanskerta).

            Dalam Reg Weda, bangsa Arya menyebut wilayah mereka sebagai Sapta Sindhu (wilayah dengan tujuh sungai di barat daya anak benua India, yang salah satu sungai tersebut bernama sungai Indus). Hal ini mendekati dengan kata Hapta-Hendu yang termuat dalam Zend Avesta (Vendidad: Fargard 1.18) — sastra suci dari kaum Zoroaster di Iran. Pada awalnya kata Hindu merujuk pada masyarakat yang hidup di wilayah sungai Sindhu. Hindu sendiri sebenarnya baru terbentuk setelah Masehi ketika beberapa kitab dari Weda digenapi oleh para brahmana. Pada zaman munculnya agama Buddha, agama Hindu sama sekali belum muncul semuanya masih mengenal sebagai ajaran Weda. 

          Agama Hindu sebagaimana nama yang dikenal sekarang ini, pada awalnya tidak disebut demikian, bahkan dahulu ia tidak memerlukan nama, karena pada waktu itu ia merupakan agama satu-satunya yg ada di muka bumi. Sanatana Dharma adalah nama sebelum nama Hindu diberikan. Sanatana dharma yang memiliki makna "kebenaran yg kekal abadi" dan jauh belakangan setelah ada agama-agama lainnya barulah ia diberi nama untuk membedakan antara satu dengan yang lainnya. Sanatana dharma pada zaman dahulu kala dianut oleh masyarakat di sekitar lembah sungai shindu, penganut Weda ini disebut oleh orang-orang Persia sebagai orang indu (tanpa kedengaran bunyi s), selanjutnya lama-kelamaan nama indu ini menjadi Hindu. Sehingga sampai sekarang penganut sanatana dharma disebut Hindu. 

          Agama hindu adalah suatu kepercayaan yang didasarkan pada kitab suci yang disebut Weda. Weda diyakini sebagai pengetahuan yang tanpa awal tanpa akhir dan juga dipercayai keluar dari nafas Tuhan bersamaan dengan terciptanya dunia ini. Karena sifat ajarannya yng kekal abadi tanpa awal tanpa akhir maka ia disebut sanatana dharma. Apabila membahas tentang Agama Hindu, kita harus mengetahui sejarah tempat munculnya agama tersebut. India adalah sebuah Negara yang penuh dengan rahasia dan cerita dongeng, masyarakatnya berbangsa-bangsa dan berkasta-kasta, malah ada masyarakat dalam masyarakat, serta sungguh banyak ditemui agama-agama. Bahasa dan warna kulit pun bermacam-macam. 

       dari sini dapat di simpulkan Secara historis, agama Hindu merupakan agama yang berasal dari Negara India. Agama Hindu juga merupakan salah satu agama yang tertua di dunia. Agama Hindu dilihat dari sejaraah mulanya, agama ini merupakan hasil persatuan antara keprcayaan atau agama-agama yang berada di India. Bangsa Dravida merupakan bangsa yang berasal dari dalam India, akan tetapi setelah datangnya bangsa Arya yang telah merebut kekuasaan bangsa Dravida pada waktu itu. Bangsa Dravida pun menghindari dari kecaman bangsa Arya, sehingga bangsa Dravida pergi menuju pedalaman bahkan bertempat di dataran tinggi India. Interaksi antara keduanya juga salah satu dari asal-mulanya agama Hindu. Persatuan yang mendesak bangsa Dravida membuat mereka bercampur dengan bangsa Arya dan melahirkan kepercayaan yang hingga sekarang ada di dunia, yakni agama Hindu. 



AGAMA


AGAMA
Pengertian Agama. Menurut bahasa Indonesia
agama adalah sebuah sistem yang mengatur keimanan atau kepercayaan dan peribadahan terhadap Tuhan serta kaidah yang berkaitan dengan lingkungan dan pergaulan manusia. Agama bersumber dari bahasa sansekerta yang maknanya “Tradisi”.
ikon / agama di indonesia
Kata lain yang menyatakan konsep ini adalah religi yang bersumber dari bahasa latin yakni religio dan berakar terhadap kata kerja re-ligare yang maknanya adalah “Mengikat kembali.” Artinya bahwa dengan bereligi, maka mengikat dirinya terhadap tuhan.
Jika tadi sudah dibahas tentang pengertian agama menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, maka berikut ini adalah definisi agama menurut beberapa ahli :

Pengertian agama menurut para ahli

* Menurut Émile Durkheim definisi Agama adalah suatu sistem yang terpadu yang terdiri atas kepercayaan dan praktik yang berhubungan dengan hal yang suci dan menyatukan semua penganutnya dalamsuatu komunitas moral yang di namakan umat.
* Menurut prof Dr.m. Drikarya definisi Agama adalah kenyakinan adanya suatu kekuatan supranatural yang mengatur danmenciptakan alam dan isinya.
* Menurut H. Moenawar Chalil definisi Agama adalah perlibatan yang merupakan tingkah laku manusia dalam berhubungan dengan kekuatan supranatural tersebut sebagai konsekuensi atas pengakuannya.
* Menurut Hendro Puspito definisi Agama adalah sistem nilai yang mengatur hubungan manusia dan alam semesta yang berkaitan dengan keyakinan.
* Menurut Jappy Pellokild definisi Agama adalah percaya adanya tuhan yang maha esa dan hukum-hukumnya.


Terdapat beberapa sebab mengapa agama sangat penting terhadap kehidupan manusia, diantaranya sebagai berikut:

Karena agama termasuk pokok atau dasar moral.
Karena agama termasuk petunjuk sebuah kebenaran.
Karena agama termasuk dasar informasi mengenai masalah metafisika.
Karena agama adalah suatu bimbingan ruh terhadap manusia baik suka maupun duka.
Semenjak manusia lahir ke dunia dalam keadaan tak berdaya dan lemah serta tidak tahu apapun. (Q.S. An Nahl: 78)


Agama di dunia jumlahnya ada banyak sekali. Sedangkan di Indonesia ada 6 agama yang diakui secara resmi yaitu Katolik, Kristen Protestan, Islam, Hindhu, Buddha, Khonghucu.
Fungsi Dan Tujuan Agama

Menurut Abuddin Nata sekurang-kurangnya hanya ada tiga alasan perlunya manusia terhadapa agama, yakni: Pertama, latar belakang fitah manusia. Kenyataan bahwa manusia memiliki fitrah keagamaan tersebut buta pertama kali ditegaskan dalam ajaran Islam, yakni bahwa agama adalah kebutuhan manusia.

Kedua, alasan lain mengapa manusia perlu beragama menurut  Abuddin Nata adalah kelemahan dan kekurangan  manusia. Alasan inipun kelihatannya bisa diterima, di samping karena keterbatasan akal manusia untuk menentukan hal-hal yang di luar kekuatan pikiran manusia itu sendiri, juga karena manusia sendiri merupakan makhluk dha’if (lemah) yang sangat memerlukan agama.

Ketiga, adanya tantangan manusia. Manusia dalam kehidupannya senantiasa menghadapi berbagai tantangan, baik dari dalam maupun dari luar. Tantangan dari dalam berupa dorongan hawa nafsu dan bisikan syetan, sedangkan tantangan dari luar dapat berupa rekayasa dan upaya-upaya yang dilakukan manusia yang secara sengaja berupaya memalingkan manusia dari Tuhan.

Harun Nasution menyimpulkan, agama memiliki unsur-unsur sebagai berikut:

Pertama, kekuatan gaib. Manusia merasa dirinya lemah dan berhajat pada keuatan gaib itu sebagai tempat minta tolong. Oleh karena itu, manusia merasa harus mengadakan hubungan baik dengan kekuatan gaib tersebut. Hubungan baik ini dapat diwujudkan dengan mematuhi perintah dan laranagan keuatan gaib itu. Mengacu pada unsur yang pertama, dapat dikatakan bahwa agama sesungguhnya berporos pada kekuatan-kekuatan non-empiris atau supra empiris.

Kedua, keyakinan bahwa kesejahteraan di dunia ini dan hidupnya di akhirat tergantung pada adanya hubungan baik dengan kekuatan gaib yang dimaksud. Dengan hilangnya hubungan baik itu, kesejahteraan dan kebahagiaan yang dicari akan hilang pula.

Ketiga, respons manusia yang bersifat emosional. Respons itu bisa mengambil bentuk perasaan takut seperti pada agama-agama primitive atau perasaan cinta seperti agama-agama monoteisme. Selanjutnya, respons mengambil bentuk penyembahan yang terdapat dalam agama-agama primitf, atau pemujaan yang terdapat dalam agama-agama monoteisme. Lebih lanjut lagi, respons itu mengambil bentuk cara hidup tertentu bagi masyarakat yang bersangkutan.

Keempat, paham adanya yang kudus dan suci dalam bentuk kekuatan gaib, dalam bentuk kitab yang mengandung ajaran-ajaran agama bersangkutan, dan dalam bentuk tempat-tempat tertentu.





IMAN



IMAN
Pengertian Iman

A.  Menurut Istilah & Bahasa
Iman secara istilah ,iman adalah suatu keadaan yang didasarkan pada keyakinan dan mencakup segi-segi perkataan dan perbuatan.
Yaitu perkataan hati dan lisan,serta perbuatan hati dan anggota badan.Perkataan hati adalah ilmu yang diyakini.Perbuatan hati,seperti niat ikhlas,kecintaan kepada Allah Subhana wa Ta’ala takut kepada-Nya,tawakkal dan lainnya. Perkataan lisan seperti dua kalimat syahadat,tasbih dan istighfar,perbuatan anggota badan seperti sholat,haji dan lainnya. Sedangkan Iman secara bahasa berarti kepercayaan.

B. Menurut Agama
  1. Agama Islam
Iman Dalam Agama Islam - Iman (bahasa Arab:الإيمان) secara etimologis berarti 'percaya'. Perkataan iman (إيمان) diambil dari kata kerja 'aamana' (أمن) -- yukminu' (يؤمن) yang berarti 'percaya' atau 'membenarkan'. Iman secara bahasa berarti tashdiq (membenarkan). Sedangkan secara istilah syar’i, iman adalah "Keyakinan dalam hati, Perkataan di lisan, amalan dengan anggota badan, bertambah dengan melakukan ketaatan dan berkurang dengan maksiat".

  1. Agama Kristen
Iman , dalam bahasa Ibrani artinya adalah AMAN. Dimana Iman sebenarnya adalah berpegang teguh, menyerah kan diri kita sepenuhnya kepada Allah secara total. Bila kita percaya maka kita akan secara penuh menyerah kan diri kita kepada Allah dan percaya kan setiap rancangan yang Allah rencanakan dalam kehidupan kita.

2 Korintus 5 : 7

" Sebab hidup kami ini adalah hidup karena percaya, bukan karena melihat "
Jadi karena iman, kita dapat percaya pada Allah, dan oleh Iman lah kita diselamatkan. Karena bukan dari apa yang kita lihat, melainkan karena kita percaya pada Allah, Sang Pencipta yang senantiasa memberikan anugrah keselamatan dan kehidupan bagi kita semua,

Roma 10 : 17

" jadi, iman timbul dari pendengaran dan pendengaran oleh firman Kristus ". Dari mendengar kemudian memahami dan kita bisa menjadi beriman. Hal itu benar-benar saya rasakan dalam kehidupan saya secara pribadi. Saya mendengarkan firman Tuhan, firman yang begitu sering saya dengarkan dan kemudian baru saya mulai ingin memahami sehingga kini saya mulai ingin lebih mengenal Tuhan lebih dalam agar saya menjadi orang yang beriman.

  1. Agama Buddha
Iman dalam agama Buddha tidak menyiratkan "iman buta", iman Buddha (seperti yang dianjurkan oleh Sang Buddha di berbagai kitab suci, atau sutra) tetap memerlukan tingkat iman dan kepercayaan terutama dalam pencapaian spiritual Sang Buddha. Iman dalam Buddhisme berpusat pada pengertian bahwa Sang Buddha adalah Terbangun sedang, pada peran atasannya sebagai guru, dalam kebenaran-Nya Dharma (Ajaran spiritual), dan dalam (komunitas pengikut rohani dikembangkan) Sangha nya.Iman dalam Buddhisme lebih baik diklasifikasikan atau didefinisikan sebagai Keyakinan dalam Buddha, Dharma dan Sangha, dan dimaksudkan untuk mengarah pada tujuan Kebangkitan (Bodhi) dan Nirvana. Volitionally, iman berarti suatu tindakan tegas dan berani kehendak. Ini menggabungkan resolusi teguh bahwa seseorang akan melakukan sesuatu dengan rasa percaya diri bahwa orang dapat melakukannya.
Sebagai bertentangan dengan segala bentuk "iman buta", Sang Buddha mengajarkan Kalama Sutra, menasihati murid-muridnya untuk menyelidiki mengajar apapun dan hidup dengan apa yang dipelajari dan diterima, bukan sesuatu yang langsung percaya.

  1. Agama Hindu
Dalam Hindu, Sraddha adalah kata yang identik dengan iman. Ini berarti teguh kepercayaan dan kemurnian pemikiran. Iman adalah diakui sebagai suatu kebajikan di seluruh sekolah Hindu, walaupun ada berbagai penafsiran tentang peran iman dalam kehidupan sehari-hari, yayasan, dan apa yang terletak di atasnya. Beberapa sekolah lebih kuat menekankan alasan dan pengetahuan pribadi langsung, sedangkan sekolah lainnya pemikiran lebih kuat menekankan ketaatan beragama. Dalam bab 17 dari Bhagavad Gita, Krishna menyebutkan tiga guna dari iman: Iman yang berakar pada sattva, iman yang berakar pada raja-raja, dan iman yang berakar pada tamas. Mereka yang memiliki iman sattvic dikatakan untuk menyembah para dewa, mereka yang dengan iman rajasic dikatakan menyembah setan, dan mereka dengan iman tamasic dikatakan menyembah hantu dan roh.

  1. Agama Kong Hu Cu
Iman dalam agama Khonghucu berasal dari kata Cheng, huruf Cheng ini menurut asal kata/ etimologi dari rangkaian radikal kiri Yan dan radikal kanan Cheng, “Yan” berarti “bicara/ sabda, kalam” dan “Cheng” berarti “sempurna/ jadi”. Karena itu pengerti “Cheng” atau iman mengandung makna ” sempurnanya kata batin dan perbuatan”.
Marilah kini kita mengenal terlebih dahulu Delapan Pengakuan Keimanan yang disebut: Ba Cheng Zhen Gui sebagai landasan keimanan agama Khonghucu.
Ba Cheng Zhen Gui (Delapan Pengakuan Iman):
1. Cheng Xin Huang Tian (Sepenuh Iman percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa).
2. Cheng Zun Jue De (Sepenuh Iman menjunjung Kebajikan).
3. Cheng Li Ming Ming (Sepenuh Iman menegakkan Firman Gemilang).
4. Cheng Zhi Gui Shen (Sepenuh Iman menyadari adanya Nyawa dan Roh).
5. Cheng Yang Xiao Si (Sepenuh Iman memupuk cita berbakti).
6. Cheng Shun Mu Duo (Sepenuh Iman mengikuti Genta Rohani Nabi Kongzi).
7. Cheng Qin Jing Shu (Sepenuh Iman memuliakan Kitab Si Shu dan Wu Jing).
8. Cheng Xing Da Dao (Sepenuh Iman menempuh Jalan Suci).